Friday, February 11, 2011

ORANG MUKMIN DIPERTEMUKAN DAN DIHUBUNGKAN DENGAN KETURUNANNYA DI SYURGA


BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

ORANG MUKMIN DIPERTEMUKAN DAN DIHUBUNGKAN DENGAN KETURUNANNYA DI SYURGA

Allah Subhanahu Wata’alaa menceritakan tentang kurnia da pemberianNya kepada makhlukNya, juga kebaikanNya bahawa orang-orang mukmin itu apabila anak cucu mereka mengikuti dalam keimanan, maka anak cucu mereka itu akan diikutkan dengan mereka dalam kedudukan yang sama, meskipun anak cucu mereka itu belum setara dengan amal mereka. Tujuannya agar hati dan pandangan para ayah merasa sejuk dengan berkumpulnya mereka bersama anak-anak mereka.

Dengan demikian, mereka dapat bergabung bersama-sama dalam keadaan yang sebaik-baiknya dari segala segi. Allah SWT telah melenyapkan kekurangan dari amal mereka, lalu menggantinya dengan amal yang sempurna tanpa mengurangi amal dan kedudukan mereka . Hal ini mengingat adanya kesamaan di antara mereka (dalam keimanan). Kerana itulah disebutkan dalam firman Allah SWT: “Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

Imam ats-Tsauri meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a., ia berkata: “ Sesungguhnya Allah SWT benar-benar mengangkat anak cucu orang mukmin menjadi sedarjat dengannya, sekalipun amal mereka berada di bawahnya. Hal ini bertujuan aga keberadaan anak cucu mereka bersamanya, membuat hatinya menjadi senang.” Kemudian Ibnu ‘Abbas r.a. membaca firman Allah SWT : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.” Riwayat yang serupa juga dikeluarkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari jalur Sufyan ats-Tsauri.

Tentang firman Allah SWT: “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tdak mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahawa mereka adalah keturunan orang mukmin yang mati dalam keadaan beriman. Walaupun kedudukan ayah mereka lebih tinggi daripada mereka, akan tetapi mereka tetap disandingkan dengan ayah mereka tanpa mengurangi pahala amal ayah mereka sedikit pun.

‘Abdullah putera Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari ‘Ali, ia berkata: “Khadijah pernah bertanya kepada Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang kedua orang tuanya yang meninggal semasa jahiliyah, maka Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Mereka berdua di Neraka.” Ketika Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam melihat ketidaksukaan di wajah Khadijah, Baginda bersabda: “Andai kau melihat tempat mereka berdua tentu kamu akan membenci keduanya.” Khadijah bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan anakku yang engkau ayahnya (di mana mereka?)” Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Di Syurga.” Kemudian Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam melanjutkan: “Sesungguhnya orang-orang mukmin dan anak-anaknya berada di dalam Syurga, dan sesungguhnya orang-orang musyrik dan anak-anaknya (yang sama-sama musyrik) berada di dalam Neraka.” Kemudian Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca firman Allah SWT: “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

Inilah kurnia yang Allah berikan kepada para anak disebabkan keberkatan amal orang tua mereka. Adapun keutamaan yang dikurniakan kepada para ayah, maka hal itu disebabkan keberkatan do’a anak-anak mereka.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia mengatakan bahawa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah benar-benar mengangkat darjat seorang hamba yang soleh di Syurga. Lalu hamba itu bertanya: “Wahai Tuhanku, dari mana kedudukan yang aku dapatkan ini? Allah SWT berfirman: ‘Ini disebabkan permohonan ampun anakmu untukmu.’”

Sanad hadis ini sahih. Para ahli hadis tidak meriwayatkan dari jalur ini. Akan tetapi hadis ini memiliki penguat yang terdapat dalam Sahih Muslim bersumber dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, Baginda bersabda: “Apabila manusia telah meninggal, maka terputuslah (pencatatan) amal perbuatannya kecuali tiga kategori amal; (1) sedekah jariyah,(2) ilmu yang dimanfaatkan dan (3) anak soleh yang mendo’akan (orang tua) nya.”

CATATAN:

Tulisan tersebut di atas adalah dipetik daripada kitab “TAFSIR IBNU KATHIR” , Jilid 8, muka surat 565, 566, 567 dan 568.

Ibnu Kathir, nama sebenarnya ialah Imam yang mulia Abul Fida’ ‘Imaduddin Isma’il bin ‘Umar bin Kathir al-Qurasyi al-Bushrawi yang berasal dari kota Basrah. Beliau dilahirkan di Mijdal, sebuah tempat di kota Basrah pada tahun 701 Hijriyah bersamaan 1302 Masihi. Beliau wafat di Damascus, negeri Syam (Syria) pada tahun 774 Hijriyah bersamaan 1373 Masihi. (Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun).

Hari Jumaat

8 Rabi'ul Awal 1432 Hijriyah

11 Februari 2011

No comments: