Monday, October 24, 2016

BERSENANG HATI, BERKASIH SAYANG DAN BELAS KASIHAN


(mawaddatan wa rahmatan)

ALLAH TA’ALA berfirman dalam Surah Ar-Ruum, Ayat 20 dan Ayat 21, maksudnya:

“Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaanNYA (menghidupkan kamu semula), bahawa IA (ALLAH) menciptakan kamu dari tanah;  setelah sempurna sahaja peringkat-peringkat kejadian kamu, kamu menjadi manusia yang hidup bertebaran di muka bumi.”   (Ayat 20)

“Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaanNYA dan rahmatNYA, bahawa IA (ALLAH) menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis diri kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikanNYA di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan.

Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir.”   (Ayat 21)


ALLAH TA’ALA says:

“And among His Signs is this, that He (ALLAH) created you (Adam) from dust, and then [Hawa (Eve) from Adam’s rib, and then his offspring from the semen, and] - behold you are human beings scattered!”   (V30: 20)

“And among His Signs is this, that He (ALLAH) created for you wives from among yourselves, that you may find repose in them, and He (ALLAH) has put between you affection and mercy.

Verily, in that are indeed signs for a people who reflect.”   (V30: 21)



Prof. Dr. Syaikh Abdulmalik bin Abdulkarim Amrullah (HAMKA) menafsirkan Ayat 21, (Tafsir Al-Azhar Juzu’ ke 21, muka surat 84-85), di antaranya seperti berikut:
  
“Tentang mawaddatan wa rahmatan. Cinta dan kasih sayang yang tersebut dalam ayat itu, dapatlah kita menafsirkan bahwa mawaddatan yang kita artinya dengan cinta, ialah kerinduan seorang laki-laki kepada seorang perempan dan seorang perempuan kepada seorang laki-laki  yang dijadikan Allah thabi’at atau kewajaran dari hidup itu sendiri.

Tiap-tiap laki-laki yang sehat dan perempuan yang sehat, senantiasa mencari teman hidup yang disertai keinginan menumpahkan kasih yang disertai kepuasan bersetubuh.

Bertambah terdapat kepuasan bersetubuh, bertambah termeterailah mawaddatan atau cinta kedua belah pihak.

Oleh sebab itu maka tidak ada salahnya dalam pandangan ajaran Islam jika kedua belah pihak suami isteri membersihkan badan, bersolek, berharum-haruman, wangi-wangian, hingga kasih mesra mawaddatan itu bertambah mendalam kedua belah pihak.

Tetapi sudahlah nyata bahwa syahwat setubuh itu tidaklah terus menerus selama hidup.

Apabila badan sudah mulai tua, laki-laki sudah lebih dari 60 tahun dan perempuan sudah mencapai 50 tahun, syahwat setubuh dengan sendirinya mulailah mengendor.

Tetapi kerana hidup bersuami isteri itu bukan semata-mata mawaddatan, bertambah mereka tua, bertambahlah kasih mesra kedua pihaknya bertambah dalam.

Itulah dia rahmatan yang kita artikan kasih sayang. Kasih sayang lebih mendalam dari cinta.

Bertambah mereka tua bangka, bertambah mendalam rahmatan kedua belah pihak. Apatah lagi bila melihat anak-anak dan cucu-cucu sudah besar-besar, sudah dewasa, bahkan sudah tegak pula ke tengah masyarakat.

Teranglah di sini bahwa hubungan laki-laki dan perempuan adalah satu di antara ayat-ayat ALLAH TA’ALA atau satu di antara berbagai ragam kebesaran Tuhan.”



Hari Isnin
23 Muharram 1438 Hijriyah
24 Oktober 2016